4 Strategi Ki Gede Sebayu Bikin Tegal Jadi “Jepangnya Jawa”
Salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Tegal yaitu Ki Gede Sebayu. Nama aslinya adalah Raden Atmo Arsantika, diperkirakan lahir sekitar tahun 1530 an. Beliau merupakan salah satu tokoh pendiri daerah Tegal. Ki Gede Sebayu adalah keturunan darah bangsawan dari Bathara Katong (Adipati `Wengker Ponorogo’). Ayahnya adalah Adipati Purbalingga bernama Pangeran Onje. Beliau merupakan putra ke- 22 dari 90 bersaudara . Masa kecilnya dirawat oleh Pangeran Wunut.
Perlu kita tahu, bahwa sebenarnya asal – usul kata Tegal berawal dari dilantiknya Ki Gede Sebayu menjadi juru Demang. Juru Demang adalah setingkat Tumenggung atau Bupati. Jadi beliau adalah Bupati pertama di kabupaten Tegal yang dilantik oleh Raja Mataram pada tahun 1601. Nama Tegal itu sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya ladang. Daerah yang semula tegalan, berubah menjadi ladang pertanian yang subur berkat Ki Gede Sebayu yang telah membangun bendungan Danawarih.

Konon sebelum menginjakan kaki di wilayah Tegal, Ki Gede Sebayu sempat menjadi prajurit tamtama kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan bercorak Islam di Pulau Jawa. Sebuah kerajaan yang terletak di daerah Kartasura, Surakarta, Jawa Tengah yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Demak.
Setelah terjadinya perang antara kesultanan Pajang dengan kadipaten Mataram, selanjutnya beliau meninggalkan kerajaan Pajang. Ki Gede Sebayu dikaruniai 2 anak yaitu Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana dan Raden Mas Hanggawana. Diketahui bahwa Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana diperistri oleh Ki Jadug (Pangeran Purbaya).
Pada tahun 1587 Ki Gede Sebayu memutuskan untuk menyusuri Pantai Utara (Pantura) ke arah barat, Ki Sebayu berniat untuk “mbabat alas“ membangun masyarakat tlatah Tegal. Hal ini, disambut baik oleh sesepuh di Tegal yakni Ki Gede Wonokusumo.
Inilah strategi yang diterapkan Ki Gede Sebayu :
- Menempatkan pengikutnya sesuai dengan keahliannya, ada yang ahli kerajinan dan pertukangan, pandai besi, ahli keemasan dan tenun , serta ahli pertanian.
- Membudidayakan persawahan irigasi dengan membuat bendungan Kali Gung dengan nama Bendungan Danawarih, membuat sumber air yang kemudian dinamakan “Tuk” Kasepuhan yang mengalir ke Wangan Jimat, Kali Biruk dan Kali Wadas yang terletak di Dukuh Kemangen dengan sebutan Grujugan KaliMas.
- Membangun Mesjid dan Pesantren di Dukuh Pesanten untuk memenuhi kebutuhan rohani warga.
- Memberi penamaan sesuai dengan kondisi daerah seperti Danawarih yang berarti memberi air dan Slawi berarti tempat berkumpulnya para satria yang berjumlah selawe atau dua puluh lima. Yang kemuBeliaun Slawi menjadi pusat kekuasaan di Kabupaten Tegal.
Beliau dimakamkan di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Sekitar 100 meter ke utara dari lokasi Bendungan dan jembatan gantung Danawarih. Komplek makam ini dikelilingi tembok putih yang cukup luas. Sedangkan makamnya sendiri berada di tengah-tengah komplek bangunan tersebut. Makamnya dibuat dengan model atap joglo dan dikelilingi tembok kaca dengan ditutupi tirai putih.
Lingkungan sekitar makam yang hijau dan asri menambah suasana kesejukan bagi pengunjung atau pesiarah. Kami pun disambut oleh Juru Kunci Makam Ki Gede Sebayu , Bapak Nur Amin. Beliau berkenan untuk menuturkan kisah tentang sosok Ki Gede Sebayu.
Sumber:
- https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopeBeliau/Ki_Gede_Sebayu
- Rojikin.2015. Manunggaling Islam Jawa.A Empat. Banten. https://www.google.co.id/books/edition/Manunggaling_Islam_Jawa/3PZWEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=%22Ki+Gede+Sebayu%22&pg=PA96&printsec=frontcover
- Laman : djkn.kemenkeu.go.id dan Tribun-Pantura.com
- Budi. 2022. Ziarah di Makam Ki Gede sebayu. Laduni.id. https://www.laduni.id/post/read/39246/ziarah-di-makam-ki-gede-sebayu-ulama-pendiri-kota-tegal.html